Jumat, 05 Desember 2014

KJ. 27 MESKI TAK LAYAK DIRIKU

1. Meski tak layak diriku, tetapi kar’na darahMu
dan kar’na kau memanggilku, ‘ku datang, Yesus, padaMu.

2. Sebagaimana adanya jiwaku sungguh bercela,
darahMulah pembasuhnya; ‘ku datang, Tuhan, padaMu.

3. Terombang-ambing, berkeluh, gentar di kancah kemelut,
ya Anakdomba Allahku, ku datang kini padaMu.

4. Sebagaimana adaku celaka, buta dan kelu;
segala apa yang perlu ‘ku dapat dalam diriMu.

5. Sebagaimana janjiMu menyambut dan membasuhku,

ya Anakdomba yang kudus, ‘ku datang kini padaMu.

KJ. 26 MAMPIRLAH, DENGAN DOAKU

1. Mampirlah, dengar doaku, Yesus Penebus
Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t’rus
Yesus, Tuhan, dengar doaku;
Orang lain Kauhampiri, jangan jala t’rus.

2. Di hadapan takhta rahmat aku menyembah
tunduk dalam penyesalan. Tuhan tolonglah!
Yesus, Tuhan, dengar doaku;
Orang lain Kauhampiri, jangan jala t’rus.

3. Ini saja andalanku: jasa kurbanku
Hatiku yang hancur luluh buatlah sembuh.
Yesus, Tuhan, dengar doaku;
Orang lain Kauhampiri, jangan jala t’rus.

4. Kaulah Sumber penghiburan, Raja hidupku.
Baik di bumi baik di sorga, siapa bandingMu?
Yesus, Tuhan, dengar doaku;

Orang lain Kauhampiri, jangan jala t’rus.

KJ. 25 YA ALLAHKU, DI CAH’YAMU

1. Ya Allahku, di cah’yaMu tersingkap tiap noda.
Kau lihatlah manusia penuh lumuran dosa.

2. Di cah’yamu mesti redup semarak bintang-bintang;
kemanakah manusia? Dosanya tak terbilang.

3. KepadaMu tujuanku! Kau tak membuang aku.
PutraMulah selamanya Jalanku ke takhtaMu.

4. Ya amin, ya, di Golgota ditanggungNya dosaku
dan darahNya yang mulia menghapus aib jiwaku.

5. Ya Tuhanku, percayaku kiranya Kautumbuhkan,

hingga teguh di kasihMu yang baik kulakukan.

KJ. 24a ; 24b DARI LEMBAH SENGSARAKU

KJ 24a
 1. Dari lembah sengsaraku ‘ku berseru, ya Tuhan!
Dengarlah suara hambaMu, dosaku pun kabulkan!
Jikalau kesalahanku terus teringat olehMu,
Tak dapat ‘ku bertahan.

2. Namun, ya Tuhan, padaMu terdapat pengampunan;
kesalahanku Kautebus, kasihMu Kautumjukkan.
Tiada insan yang benar, tetapi rahmatMu yang besar:
Terpujilah namaMu!

3. ‘Ku menantikanMu teguh, rahmatMu kudambakan;
tak kuandalkan jasaku, firmanMu kuharapkan.
Lebih dari pengawal pun menunggu fajar bertekun,
Kutunggu Dikau, Tuhan!

4. Hai Israel, berharaplah kepada Tuhan saja!
Maha Pengasih Dialah, Penolong kaum percaya.
UmatNya dibebaskanNya dari segal dosanya;
Dib’riNya hidup baru!

KJ 24b 
Dari lembah sengsaraku ‘ku berseru, ya Tuhan!
Dengarlah suara hambaMu, doaku pun kabulkan!

Jikalau kesalahanku terus teringat olehMu, tak dapat ‘ku bertahan

KJ. 23 YA ALLAH BAPA

1. Ya Allah Bapa di sorga mahatinggi, puji sembah dan syukur bagiMu.
Mahabesar, mulia namaMu dan kuasaMu kekal selamanya.

2. Aku berlutut dan dosa kupanjatkan, ‘ku bertelut memohon rahmatMu;
ampunilah segala dosaku dan limpahkanlah berkat anugerah.

3. Aku naikkan puji dan doa ini demi nama Tuhanku Penebus,

Putra kekal, abadi dan kudus, Jurus’lamat dan Raja semesta.

KJ. 22 MARI BERSUKARIA DATANG KEPADANYA



Mari bersuka ria datang kepadaNya, datang kepadaNya.

Mari menyanyi, mari menari, mari memuji.

MARTIN LUTHER (1483-1546)

Seseorang boleh menjadi terkenal asal ia tetap berpegang pada prinsip, yakni tidak "plin-plan", artinya sebentar mengambil keputusan yang ini lalu berubah lagi. Tokoh yang cocok dan layak kita teladani adalah Martin Luther. Ia setia dan tetap setia walaupun jiwanya terancam. Inilah pengharapan kita bersama. Mari, biarlah melalui tulisan ini kita boleh lebih mengenal lebih jauh seorang Tokoh Reformator yakni Martin Luther dan sekaligus meneladaninya.

        Martin Luther dikenal sebagai seorang tokoh reformator gereja di Jerman pada abad XIV. Ayahnya Hans Luther dan ibunya Margaretha Lindemann. Gerakan reformasi yang diusahakannya telah menyebabkan berdirinya sebuah gereja lain di samping Gereja Katolik Roma, yaitu Gereja Lutheran.
        Luther dilahirkan 10 November 1483 dalam sebuah keluarga petani di Eisleben, Thuringen, Jerman. Pada tanggal 11 November 1483 ia dibaptiskan dan diberi nama Martinus sesuai dengan nama orang kudus. Keluarga Luther adalah keluarga yang saleh seperti biasanya golongan petani di Jerman. "Saya anak seorang petani, ayah saya, nenek, dan moyang saya adalah petani-petani tulen." Demikianlah Luther pernah berkata kepada para sarjana, teman-temannya. Dan ciri-ciri anak petani itu tidak pernah lepas dari dirinya, baik secara lahiriah maupun secara rohani.
        Pada tahun 1501 Luther memasuki Universitas Erfurt, suatu universitas yang terbaik di Jerman pada masa itu. Di sini ia belajar filsafat, theologia skolastik serta untuk pertama kalinya Luther membaca Alkitab Perjanjian Lama yang ditemukannya dalam perpustakaan tersebut. Orang tuanya menyekolahkan Luther pada sekolah ini untuk mempersiapkan dirinya memasuki falkutas Hukum, supaya nantinya dapat menduduki pangkat yang tinggi. Namun pada umur 25 tahun, tepatnya tanggal 2 Juni 1505 Luther memutuskan studinya untuk menjadi biarawan.
        16 Juli 1505 Martin Luther mulai memasuki biara di Erfurt dengan didukung oleh sahabat-sahabatnya, sedangkan orangtuanya tidak menyetujuinya. Di dalam biara ia berusaha mematuhi dengan keras segala peraturan-peraturan yang ada. Ia paling rajin berdoa dan pernah berpuasa sampai pingsan. Ia mengaku dosanya sekurang-kurangnya sekali seminggu. Pada setiap waktu ibadah doa, Luther mengucapkan doa duapuluh tujuh kali Doa Bapa Kami dan Ave Maria. Luther membaca Alkitab dengan rajin dan teliti. Semuanya itu diperbuatnya dalam rangka untuk mencapai kepastian tentang keselamatannya. Sebenarnya Luther mempunyai pergumulan yang cukup berat, yakni bagaimana memperoleh seorang Allah yang Rahmani. Gereja mengajar bahwa Allah adalah seorang hakim yang akan menghukum orang yang tidak benar dan melepaskan orang benar. Luther merasa bahwa dirinya tidak mungkin benar dan pasti mendapatkan hukuman dari Allah.
        Pemimpin biara yang cukup bijaksana dan penuh pengertian, Johannes Von Staupitz, mendorong Martin untuk tetap setia di dalam panggilannya. Staupitz melihat dalam diri Martin ada tersirat suatu gambaran penuh pengharapan, karena orang ini akan menjadi seorang pembaharu yang luar biasa. Pada tanggal 2 Mei 1507, Luther ditahbiskan menjadi Imam. Kedua orang tuanya hadir dalam acara tersebut, serta menerima ekaristi yang pertama yang dilayani Martin Luther.
        Pemimpin Biara Staupitz mengirim Luther untuk kembali melanjutkan sekolah teologi di Wittenberg, sambil mengajar mata kuliah Filsafat Moral. Itulah sebabnya Luther dipindahkan ke Biara Agustinus di Wittenberg pada tahun 1508; namun pada tahun berikutnya kembali ke Erfurt untuk mengajar Dogmatika. Tahun 1512 Luther menerima gelar Doktor dan ia menjadi seorang profesor yang mengajar mata kuliah kitab Mazmur, kitab Roma, kitab Galatia dan kitab Ibrani. Kitab-kitab ini merupakan dasar pembentukan pemikiran dan watak bagi seorang reformator.
        Secara khusus ketika Luther menyelidiki kitab Roma terutama Roma 1:16-17, ia menemukan bahwa kebenaran Allah itu tidak lain adalah Ia mau menerima orang-orang berdosa serta yang menyesali dosanya, tetapi Allah akan menolak orang-orang yang menganggap dirinya benar. Kebenaran Allah adalah sikap Allah terhadap orang-orang berdosa yang membenarkan manusia yang berdosa karena kebenaran-Nya. Tuhan Allah mengenakan kepada manusia berdosa kebenaran Kristus, oleh sebab itu Tuhan Allah memandang orang-orang berdosa sebagai orang benar. Melalui penemuannya ini akhirnya Luther menulis: "Aku mulai sadar bahwa kebenaran Allah itu harus disambut dengan iman. Injillah yang menyatakan kebenaran Allah itu, yakni kebenaran yang harus dikerjakannya sendiri. Dengan demikian Tuhan yang Rahmani itu membenarkan kita dengan anugerah dan iman saja. Aku seakan-akan diperanakkan kembali dan pintu Firdaus terbuka bagiku. Pandanganku terhadap seluruh Alkitab berubah sema sekali karena mataku sudah celik sekarang." Pernyataan ini disampaikan dalam memberi ceramah-ceramah kuliahnya.
        Sebenarnya hasil penemuan dari Luther ini bukanlah merupakan pencetus gerakan Reformasinya, tetapi yang menjadi pencetusnya justru adanya penjualan Surat Indulgensia pada masa kekuasaan Paus Leo X untuk pembangunan gedung Rasul Petrus di Roma dan pelunasan hutang Uskup Agung Albrech dari Mainz. Dengan membeli Surat Indulgensia (Surat Penghapusan Siksa/Dosa), seseorang yang telah mengaku dosanya dihadapan imam tidak dituntut lagi untuk membuktikan penyesalannya dengan sungguh-sungguh. Bahkan para penjual surat ini melampaui pemahaman teologis, mereka mengatakan pada saat uang berdering di peti, jiwa akan melompat dari api penyucian ke surga, bahkan dikatakan juga bahwa Surat Indulgensia itu dapat menghapus dosa manusia.
        Sebagai seorang hamba Tuhan dan teolog, Luther merasa bertanggung-jawab terhadap penyalahgunaan firman Tuhan. Itulah sebabnya ia menentang keras Surat Indulgensia itu. Untuk maksud itu maka Luther merumuskan 95 Dalil dan ditempelkannya di depan pintu gerbang gereja istana Wittenberg, tepatnya pada tanggal 31 Oktober 1517. Tanggal ini yang kemudian oleh para reformatoris disebut sebagai Hari Reformasi. Dalam waktu sebulan, semua dalil yang dirumuskan oleh Luther telah tersebar di seluruh negeri Jerman, dengan demikian Surat Indulgensia tidak berlaku lagi. Biang keladi yang dituduh oleh Paus Leo X adalah Luther, sebab dialah kunci yang menyebabkan orang-orang tidak percaya pada Surat itu. Paus dengan tegas menuntut agar Luther segera mencabut kembali dalil-dalilnya, dan Luther dicap sebagai pencetus pengajaran yang sesat. Namun Luther tetap mempertahankan prinsipnya, sehingga ia terancam akan dibunuh.
        Sementara itu Raja Friedrich dan Universitas Wittenberg berusaha keras untuk membela Luther, oleh sebab itu mereka meminta agar Luther diperiksa di Jerman, dan permintaan mereka itu dikabulkan. Paus kemudian mengutus Cajetanus untuk memeriksa Luther (1518). Cajetanus mengutus orang-orangnya untuk membujuk dan meminta Luther supaya mencabut semua dalil-dalilnya, tetapi Luther tetap tidak mau. Utusan Cajetanus mengatakan: "hanya enam huruf saja yang harus diucapkan oleh Luther yakni revoco, artinya saya mencabut kembali." Luther menjawab mereka, "Bagiku kebenaran lebih penting dari segala-galanya."
        Gerakan yang diperjuangkan oleh Luther tetap berjalan. Banyak kota dan wilayah Jerman memihak pada Luther dan bahkan terkenal di luar negeri. Kaum Humanis dan para petani di Jerman tetap manaruh simpati kepada Luther. Perdebatan teologis itu seyogianya dilakukan lebih awal namun tidak terlaksana. Perdebatan itu baru terjadi pada Juni 1519, di Leipzig. Dalam perdebatan ini Luther berhadapan dengan Johann Eck. Dalam perdebatan yang dilakukan ini Luther mengatakan bahwa Paus-paus tidak bebas dari kesalahan-kesalahan. Konsili sendiri juga tidak terluput dari berbagai kesalahan. Luther menunjuk kepada Konsili Constanz yang memutuskan hukuman mati dibakar atas Johanes Hus. Johann Eck menuduh Luther sebagai pengikut Johanes Hus. Dalam perdebatan ini sudah bergeser dari surat Penghapusan Dosa ke kekuasaan Paus. Menurut Luther yang berkuasa di kalangan orang-orang Kristen bukanlah Paus atau konsili, tetapi hanya firman Allah. Dan saat ini Luther telah siap menerima kutukan dari Paus.
        Sementara Luther menanti saat-saat kutukan dari Paus ia sempat menulis banyak karangan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan 95 dalil yang ditempelkan di pintu gerbang gereja istana Wittenberg. Di antara sejumlah karangannya yang cukup penting adalah:
1. Kepada Kaum Bangsawan Kristen Jerman tentang perbaikan masyarakat Kristen
Dalam buku ini Luther menyerang dan menolak habis-habisan apa yang disebut tiga tembok Yerikho dari Paus. Maksudnya Paus berkuasa atas kaum awam, Paus saja yang berhak menafsirkan Alkitab dan hanya Paus saja yang berhak memegang konsili. Luther mengatakan seseorang yang sudah percaya kepada Kristus mempunyai tiga jabatan imamat yakni Raja, Imam dan Nabi. Tidak ada bedanya Paus, Imam dan Nabi dengan raja, bangsawan, tukang-tukang dan para petani. Hanya ada satu tubuh dan Kristus sebagai Sang Kepalanya.
       
2. Pembuangan Babel untuk Gereja
Buku ini ditujukan untuk sarjana, teolog dan pejabat gereja. Tulisan ini terutama membahas tentang sakramen-sakramen. Menurut Luther ketujuh sakramen yang ada di dalam Gereja Katolik Roma menawan seorang Kristen sejak kecil sampai ke liang kubur. Padahal menurut firman Tuhan hanya ada dua sakramen yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus yakni Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Luther menolak ajaran Transsubstansiasi. Ia mengajarkan tentang koexistensi dalam tubuh dan darah Kristus, dengan dan di bawah roti dan anggur. Keduanya sungguh-sungguh hadir namun yang satu kelihatan dan yang lainnya tidak kelihatan. Luther menggantikan ajaran transsubstansiasi dengan ajaran ko-substansiasi.

3. Kebebasan Seorang Kristen
Ini adalah buku Etika. Luther merumuskan kebebasan Kristen dengan dua rumusan yang tampaknya bertentangan sebagai berikut: "Seorang Kristen adalah bebas dari segala ikatan dan bukanlah hamba siapapun; seorang Kristen adalah terikat kepada segala sesuatu dan hamba kepada semua orang." Orang Kristen itu bebas dari hukum atau Taurat apapun dan tidak terikat pada peraturan yang dikeluarkan oleh siapapun, namun kebebasan itu bukanlah kebebasan dari Kristus, tetapi kebebasan dalam Kristus.

        15 Juni 1520, surat resmi dari Paus dikeluarkan untuk meminta supaya Luther mencabut segala pandangannya dalam tempo 60 hari. 10 Desember 1520, Luther membakar surat resmi yang dikeluarkan oleh Paus. Tindakan ini merupakan pemutusan hubungan dengan Gereja Katolik Roma. Kemudian keluarlah surat kutukan dari Paus pada tanggal 3 Januari 1521, dan sekarang Luther berada di bawah kutukan gereja.
        Bulan April 1521 Kaisar Karel V mengadakan rapat di kekaisaran Worms. Martin Luther diundang untuk mempertanggungjawabkan perbuatan-perbuatannya berikut juga karangannya.
        18 April 1521 Luther mengadakan pembelaan diri. "Maukah engkau menarik kembali buku-buku yang telah engkau akui sebagai karanganmu itu?" tanya Von der Ecken. Lalu Luther dengan suara tegas dan penuh keberanian menyampaikan pidato pembelaannya. "Pertama-tama saya minta maaf karena saya tidak menyebut gelar-gelar yang Anda miliki, sebab saya berasal dari suatu biara yang tidak mengetahui banyak tentang hal-hal itu. Buku-buku yang saya tulis itu terutama berisi hal-hal yang membangun, membina iman dan kesusilaan. Baik teman maupun lawan, sependapat bahwa semua ini adalah buku-buku yang baik. Jadi adalah merupakan hal yang sangat bodoh bila saya menarik buku-buku itu kembali."
        25 Mei 1521 dikeluarkanlah Edik Worms yang isinya antara lain, "Luther dan para pengikutnya dikucilkan masyarakat, semua buku-buku Luther harus dibakar dan Luther harus ditangkap dan dibunuh oleh siapapun dan di manapun juga."
        Tatkala Luther melintasi hutan, tiba-tiba saja ia disergap oleh pasukan kuda yang bersenjata. Luther kemudian dibawa dan disembunyikan di Puri Wartburg atas perintah Frederick yang budiman. Luther tinggal di sini kurang lebih sepuluh bulan dengan memakai nama samaran Junker Georg. Di Puri Wartburg ini Luther menyelesaikan karyanya yang lain yakni terjemahan Perjanjian Baru dari Bahasa Yunani ke dalam bahasa Jerman. Sementara Luther bersembunyi terjadi huru hara di Wittenberg, Carlstads muncul dan menilai apa yang dilakukan oleh Luther bukan berusaha menghapus segala sesuatu yang berbau Katolik Roma. Ia juga memprotes hidup membiara yang menganjurkan para biarawan tidak boleh menikah. Perubahan-perubahan ini memang didukung oleh Luther, tetapi kemudian Carlstads dipengaruhi oleh nabi-nabi dari Zwickau yang sifatnya radikal dan merusak. Mereka menyerang gereja-gereja dan altar-altarnya dihancurkan. Huru-hara ini tidak dapat dikendalikan oleh Frederick yang budiman.
        Peristiwa ini didengar oleh Luther dan ia secepatnya datang kembali ke Wittenberg. Ia memulainya dengan jalan berkhotbah selama seminggu penuh untuk menentramkan suasana kacau itu. Menurut Luther Reformasi gereja tidak dapat dilakukan dengan kekerasan seperti ini. Luther mengecam keras apa yang dilakukan Carlstads, menghardiknya sehingga Carlstads mengungsi ke Swiss.
        Mei 1525, Luther meminang Catharina Von Bora sebagai istrinya. Pertalian cinta kasih sepasang suami istri ini bertambah berat tatkala pada tanggal 7 Juli 1526 lahir seorang anak laki-laki. Luther menyambut anaknya Luther Jr, dengan penuh sukacita "Sudah datang seorang Luther kecil!"
        Reformasi yang diperjuangkan Luther menghasilkan gereja yang disebut Protestan, ada yang mengatakan karena Luther mengadakan protes. Gereja-gereja yang beraliran Lutheran saat ini tersebar di seluruh penjuru dunia. Semangat Luther, seharusnya menjadi semangat setiap orang-orang percaya. Keberanian Luther seharusnya menjadi keberanian setiap kita. Kesetiaan Luther seharusnya juga dimiliki oleh orang-orang Kristen masa kini.
        Tahun 1537 Luther kembali mengarang suatu karangan yang menguraikan pokok-pokok iman gereja Reformatoris. Untuk keperluan jemaat dan para pendeta Luther juga mengeluarkan buku Katekismus Kecil dan Katekismus Besar. Marin Luther dipanggil ke sisi-Nya pada tanggal 18 Februari 1546 dalam usianya yang ke 62 tahun di Eisleben.
        Motto pelayanan Luther yang luar biasa adalah: "Aku tidak akan mati, tetapi hidup dan memberitakan karya-karya Tuhan."
        Inilah pengajarannya, inilah hidupnya dan inilah berita yang disampaikannya. Memang kita tidak menghormati Luther sebagai orang yang aneh atau luar biasa, sebab sesungguhnya ia memang orang biasa yang Tuhan percayakan kepadanya tugas yang luar biasa. Tetapi saya yakin kita tetap mau mendengarkan kesaksiannya dan sejalan dengan apa yang diucapkan Melanchton, "Berterima kasih kepada Doktor Martin Luther yang terhormat itu, karena ia telah mengajarkan Injil yang benar itu kepada kita."

Sumber: Majalah Suara Sinode Gereja Kristen Abdiel Edisi 9, Oktober 2001