Senin, 21 Maret 2011

Praktek PPL VI "khotbah di Ibadah PW GPIB Anugerah Bekasi"

 (14 September 2010)
Yosua 3:14-17
·      Nas Pembacaan      :
Yosua 3: 14 yang berbunyi demikian, “ Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu”.
·      Tema Renungan      :
“KEPEMIMPINAN PARA IMAM MENGANGKAT TABUT PERJANJIAN”
·      Latar Belakang Teologis kitab dan Perikop bacaan :
Yosua adalah kisah penaklukan dan pemenuhan bagi umat Allah. Setelah bertahun-tahun perbudakan di Mesir dan 40 tahun di padang gurun, orang Israel akhirnya diizinkan untuk memasuki tanah yang dijanjikan kepada nenek moyang mereka. Yosua ditakdirkan untuk mengubah janji menjadi kenyataan. Yang menjadi pesan sentral dari kitab yosua adalah “ Kuatkan dan Teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklag hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah di perintahkan kepadamu oleh hambaku musa” Yos 1:7-8
Kitab Yosua merupakan kelanjutan sejarah Pentateukh. Kitab Yosua mencatat peristiwa Israel menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan setelah Musa wafat, dan juga penaklukan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan di bawah pemimpin Yosua. Tanggal alkitabiah untuk masuknya Israel ke Kanaan adalah sekitar tahun 1405 SM. Kitab ini meliput 25-30 tahun selanjutnya dalam sejarah Israel, mengisahkan bagaimana Allah memberikan kepada Israel "negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka" (Yosua 21:43). Sudah sepantasnya, kitab ini dinamakan menurut tokoh utama yang memainkan peranan utama selaku pemimpin yang ditetapkan Allah sepanjang kitab ini.
Sejarah pribadi Yosua mempersiapkannya dengan baik untuk menjadi pemimpin penaklukan. Yosua yang hidup pada akhir masa penindasan Israel di Mesir menyaksikan kesepuluh tulah hukuman, Paskah pertama, penyeberangan ajaib Laut Merah, dan tanda-tanda (dan hukuman-hukuman) adikodrati sepanjang perjalanan Israel di padang gurun. Ia menjadi panglima perang di bawah Musa dalam perang melawan suku Amalek tidak lama sesudah meninggalkan Mesir (Keluaran 17:8-16), dan hanya ia sendiri yang menyertai Musa naik ke Gunung Sinai ketika Allah memberikan Kesepuluh Hukum (Keluaran 24:12-18). Sebagai pembantu Musa, Yosua menunjukkan suatu pengabdian dan kasih yang mendalam kepada Allah dengan sering kali berada di hadapan Allah untuk jangka waktu yang lama (Keluaran 33:11); dialah orang yang sangat menghargai kehadiran Allah yang kudus. Ia pasti belajar banyak dari Musa, penasihat dan pembimbingnya yang dipercayai, tentang cara-cara Allah dan kesulitan menuntun umat itu. Di Kadesy Yosua menjadi salah seorang dari dua belas mata-mata yang mengintai negeri Kanaan. Bersama Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan ketidakpercayaan sepuluh mata-mata yang lain (Bil 14:1-45). Bertahun-tahun sebelum menggantikan Musa sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah menunjukkan bahwa ia seorang yang beriman, bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan sungguh-sungguh, tekun berdoa, dan mengabdi kepada Allah dan firman-Nya. Pada saat ia dipilih sebagai pengganti Musa, ia merupakan orang yang "penuh Roh" (Bilangan 27:18; bd. Ulangan 34:9).
Tradisi Yahudi (Talmud) menyebutkan Yosua sebagai penulis kitab ini. Dua kali kitab ini menyebutkan bahwa Yosua menulis kitab ini (Yosua 18:9; Yosua 24:26*). Bukti dari dalam kitab ini dengan kuat menunjukkan bahwa penulisnya telah menyaksikan sendiri penaklukan Kanaan (bd. "kita" dalam Yosua 5:6; perhatikan bahwa Rahab masih hidup ketika penulis menuliskan kitab ini, Yosua 6:25). Bagian-bagian yang ditambahkan setelah Yosua wafat -- mis. Yos 15:13-17 (bd. Hakim 1:9-13); Yosua 24:29-33 -- mungkin ditulis oleh salah seorang tua-tua "yang hidup lebih lama daripada Yosua" (Yosua 24:31). Yosua wafat sekitar tahun 1375 SM ketika berusia 110 tahun (Yosua 24:29)
Kitab Yosua ditulis sebagai catatan mengenai kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-janji perjanjian-Nya kepada Israel mengenai tanah Kanaan (Yosua 23:14; bd. Kejadian 12:6-7). Kemenangan-kemenangan penaklukan disebut sebagai tindakan penebusan Allah bagi Israel dan tindakan penghukuman atas kebudayaan Kanaan yang merosot (lihat Ulangan 9:4). Kekerasan di dalam kitab ini harus dilihat dari perspektif ini. Arkeologi menegaskan bahwa kebejatan dan kekejaman yang merajalela menjadi ciri khas dari suku-suku Kanaan yang diganti oleh Israel.
Kitab Yosua dimulai di mana kitab Ulangan berakhir. Israel masih berkemah di dataran Moab (Ulangan 34:1), di sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan.
Kitab ini terbagi atas tiga bagian :
(1) Bagian pertama (Yosua 1:1--5:15) menggambarkan penugasan Yosua oleh Allah sebagai pengganti Musa dan persiapan Israel untuk memasuki Kanaan (Yosua 1:1--3:13), penyeberangan Sungai Yordan (Yosua 3:14--4:24), dan kegiatan perjanjian mereka yang pertama di negeri itu (pasal 5; Yosua 5:1-12). Allah berjanji kepada Yosua, "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Ku-berikan kepada kamu" (Yosua 1:3).
(2) Bagian kedua (Yosua 6:1--13:7) menggambarkan bagaimana Israel dengan taat maju melawan kota-kota otonom yang bersenjata lengkap dan memiliki tembok yang dibentengi dengan kuat. Allah memberikan kemenangan-kemenangan menentukan kepada umat-Nya di wilayah tengah (pasal 6-8; Yosua 6:1--8:35), selatan (pasal 9-10; Yosua 9:1--10:23), dan utara (pasal 11-12; Yosua 11:1--12:24) Kanaan, sehingga Israel menguasai wilayah pegunungan (selatan ke utara) sampai ke Negev. Cara luar biasa Israel menaklukkan Yerikho dengan jelas menunjukkan kepada Israel siapa Pemimpin keselamatan mereka (pasal 6; Yosua 6:1-27). Kekalahan Israel di Ai menunjukkan kejujuran kitab ini dan ketaatan yang sungguh-sungguh yang dituntut Allah dari Israel (pasal 7; Yosua 7:1-26).
(3) Bagian ketiga (Yosua 13:8--22:34) mencatat pembagian tanah oleh Yosua kepada ke-dua belas suku, warisan Kaleb, enam kota perlindungan, dan ke-48 kota Lewi di antara suku-suku itu. Kitab ini diakhiri dengan dua amanat perpisahan Yosua (Yosua 23:1--24:28) dan pernyataan singkat tentang penguburan Yosua dan Eleazar (Yosua 24:29-33).
Kitab ini memiliki tujuh ciri khas :
(1) Kitab ini menjadi kitab sejarah PL pertama yang melukiskan sejarah Israel sebagai bangsa di Palestina.
(2) Kitab Yosua memberikan pengetahuan banyak tentang kehebatan hidup Yosua selaku pilihan Allah untuk menyelesaikan tugas Musa; tugasnya ialah menegakkan Israel sebagai umat perjanjian di tanah perjanjian.
(3) Kitab ini mencatat banyak sekali mukjizat ilahi demi Israel, dua yang paling menakjubkan ialah kejatuhan Yerikho (pasal 6; Yosua 6:1-27) dan perpanjangan waktu siang hari pada saat pertempuran di Gibeon (pasal 10; Yosua 10:1-43).
(4) Inilah kitab PL terkemuka yang menggambarkan konsep "perang suci" sebagai suatu tugas khusus dan terbatas yang ditetapkan Allah di dalam konteks sejarah keselamatan.
(5) Kitab ini menekankan tiga kebenaran akbar mengenai hubungan Allah dengan umat perjanjian-Nya:
- kesetiaan-Nya,
- kekudusan-Nya, dan
- keselamatan-Nya.
(6) Kitab ini menekankan pentingnya mempertahankan warisan tindakan-tindakan penyelamatan Allah demi umat-Nya dan pentingnya melestarikan warisan tersebut dari angkatan ke angkatan.
(7) Kisah panjang dalam kitab ini mengenai pelanggaran Akhan dan hukumannya (pasal 7; Yosua 7:1-26), bersama dengan berbagai nasihat, peringatan, dan hukuman lainnya, menekankan pentingnya takut akan Tuhan di dalam hati umat Allah.
Latar belakang Perikop :
Peristiwa Yosua mengutus pengintai ke kota Yerikho mengingatkan kita tentang cerita Musa yang mengutus Ke-12 pengintai dan peristiwa penyebrangan sungai Yordan juga mengingatkan kita tentang penyeberangan bangsa Israel di laut Teberau. Yang sama dalam ke-2 peristiwa ini ialah Allah sebagai pemimpin atau penuntun bagi mereka, dimana Allah selalu berada di tengah-tengah mereka melalui orang-orang pilihannya, dan yang berbeda ialah generasinya dimana Musa berada di generasi pertama dan Yosua berada di generasi kedua.
Allah telah berjanji kepada Yosua bahwa Ia akan memberikan tanah Kanaan kepada bangsa Israel karena itu Yosua mempersiapkan diri dengan baik. Allah meyuruh Yosua untuk mengutus para imam pengangkat tabut perjanjian. Orang-orang yang di utusnya tidak sembarangan, mereka adalah orang-orag yang hidup kudus di hadapan Allah dan selalu mengikuti semua perintah Allah.
·      Tafsir
3:14 Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu.
3:15 Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu -- sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai –
3:16 maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.
3:17 Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan.
Tafsiran Yos 3 : 14  - 17 :
Bangsa Israel berjalan menyebrangi sungai Yordan sesuai dengan yang telah dinubuatkan Tuhan. Umat israel berjalan mengikuti Imam yang membawa tabut perjanjian, ketika air berhenti bangsa Israel menyeberang. Penyebrangan sengaja disejajarkan dengan penyeberangan Laut Merah karena masuknya ke Tanah Terjanji, yang berarti Menutup tindakan agung pembebasan oleh Tuhan, yang dimulai dengan keluaran. Terlihat di sini bahwa Keluaran menjadi prisma yang digunakan untuk melihat semua perbuatan-perbuatan besar pembebasan Allah. Kembalinya dari pembuangan juga akan dilihat sebagai keluaran baru. Untuk meningkatkan makna dari perbuatan yang mengherankan dan yang besar dari Allah, dijelaskan bahwa waktu itu akhir musim dingin atau permulaan musim semi, ketika Yordan penuh karena salju mencair dari gunung-gunung sebelah utara. Sungai Yosrdan berhenti di “Adam”, sebuah kota  di pertemuan sungai Yabok dan sungaai Yordan, beberapa mil sebelah utara Yerikho. Laut Garam menunjuk pada Laut Mati dan Araba adalah gurun sebelah selatan Laut Mati. Umat menyeberang berhadapan dengan Yerikho.
Pokok Teologis         :
Ø  Ketika manusia dapat hidup dalam kekudusan dan beriman teguh pada Allah maka Ia akan selalu ada dan berjalan bersama dengan kita.
Ø  Imam adalah pemimpin yang Allah Pilih sebagai utusannya untuk menuntun umat Allah karena itu mereka selalu hidup sesuai dengan Kehendak dan perintah Allah atau dengan kata lain mereka selalu menjaga kesucian diri/kekudusan mereka
Ø  Ketaatan pada Tuhan, dimana manusia harus menjalankan apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan agar keselamatan darinya selalu diberikan kepada kita.

·      Kerangka Khotbah  :
Pendahuluan :
Umat Israel pada dalam perjanjian lama memiliki pemahaman bahwa imam adalah mereka yang dipilih sebagai wakil Tuhan untuk melakukan fungsi-fungsi keimamatan dimana mereka dipilih dan di utus Tuhan untuk menuntun dan memimpin bangsa Israel menuju hidup suci, benar, dan adil agar mereka layak untuk menerima anugerah besar yang telah Allah siapkan bagi mereka yaitu pembebasan dan kehidupan yang sejahtera di tanah yang telah di janjikan-Nya bagi mereka. Para imam yang dipilih sebagai pengangkat tabut perjanjian adalah mereka yang memiliki kekudusan/kesucian diri, iman, dan ketaatan kepada Allah. Tabut perjanjian itu adalah sebuah peti yang berisi 10 perintah Allah yang Ia berikan kepada Musa di Gunung sinai dan di atas tabut itu terdapat tutup pendamaian (keluaran 24 : 12 dan keluaran 25 :10 – 22 ; Ibr 9 : 4 - 5 ). Makna dari tabut perjanjian yang di angkat oleh para imam ini adalah Kehadiran Allah ditengah-tengah Umatnya Khususnya di dalam perang, oleh karena itu tabut perjanjian hanya boleh di angkat oleh imam-iman atau orang Lewi saja, Mengapa???? Karena Mereka setia dan Hidup kudus di hadapan Allah. Para imam menuntun bangsa Israel sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan yang dinyatakkan dalam firman-Nya. oleh karena itu mereka dapat menyebrangi sungai Yordan dengan selamat.
Isi : pengembangan pokok teologis dan aplikasi :
  • Sebagai manusia banyak tantangan hidup yang kita hadapi dalam menjalani kehidupan sehingga kita ragu dan bimbang dalam menjalaninya, kita gampang sekali putus asa dan hal ini membuat kita serigkali bertindak mendahului Allah. Berbagai cara kita lakukan agar dapat keluar dari masalah-masalah yang kita hadapi. Dalam rumah tangga, sebagai ibu rumah tangga tentu saja banyak hal yang menjadi tanggung jawab kita dan juga kita memiliki banyak peran, sebagai seorang ibu kita bertanggung jawab untuk melayani anak-anak kita, sebagai istri tugas kita melayani suami, tentu saja kita sebagai perempuan sudah tau tentang hal ini, walaupun di luar rumah kita adalah seorang wanita karir tetapi ketika kita sudah berada dalam RT kita maka peran itu kita mainkan kembali karena itu sesulit apapun masalah yang ada dalam RT apapun itu jangan sekali-kali kita bertindak seturut kehendak kita, tetapi yakinilah dan daokanlah semuanya, serahkan kepada Tuhan apa yang menjadi beban kita karena Ia akan meolong kita.
  • Sebagai kaum perempuan kita seringkali dianggap lemah dan tidak pantas untuk menjadi pemimpin, karena itu perlu kita ketahui bahwa setiap orang siapapun itu, laki atau perempuan, anak-anak atau dewas kita bisa menjadi pemimpin asalkan kita mau hidup dalam kekudusan Allah. seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar untuk menuntun dan memimpin pasukannya(kmbali ke bacaan) karena itu seorang pemimpin harus menjaga kekudusan hidupnya agar ia dapat menjadi contoh dan panutan bagi orang lain. Sebagai ibu rumah tangga kita juga memiliki peran ini. Kita adalah manusia yang berdosa dan tentu saja kita bertanya-tanya bagaimana saya bisa menjadi pemimpin sedangkn saya manusia biasa yang tidak lepas dari dosa dan jauh dari kekudusan? Yang dimaksud kekudusan disini ialah kita harus hidup sesuai dengan kehendak Allah dan setia kepada janji-janjinya. Memang kita adalah manusia yang tidak terlepas dari dosa tetapi kita bisa menjadi kudus ketika kita mau memperbaharui hidup kita, dalam hidup ini kita diberikan 7 hari dalam 1 minggu dari 7 hari itu ada 1 hari yang dikuduskan dihari itulah kita memperbaharui kehidupan kita setelah kita melewati 6 hari sebelumnya dengan berbagai dosa yg kita lakukan.
Ketika kita mampu melakukan ini maka Tuhan akan menjadikan kita pemimpin yang baik dalam RT kita, pemimpin yang mampu dan patut dijadikan contoh oleh keluarga kita.
·      Ketaatan pada Tuhan, dimana manusia harus menjalankan apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan agar keselamatan darinya selalu diberikan kepada kita. Ketika kita menjadi seorang pemimpin baik itu dalam keluarga maupun di lingkungan kerja kita harus memiliki ketaatan pada ketetapan2 Allah dalam artian dimanapun kita berada kita pasti mengalami kesulitan karena itu ketika kita menghadapi suatu masalah maka kita harus mencoba untuk berpikir positif dan meminta pertolongan dari Tuhan agar Ia mau campur tangan dalam masalah yg kita hadapi agar dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Sama seperti bangsa Israel yang di selamatkan dan diberi pembebasan karena taat kepada apa yang telah ditetapkan Allah.
Aplikasi : ada seorang ibu muda ia memiliki 2 anak yang masih perempuan mereka berdua sudah bersekolah, yang kk kelas 4SD dan adiknya TK, suaminya bekerja sebagai sopir mobil Jenazah dan ia sendiri membuka usaha kecil2an dirumah mereka, kebutuhan RT mereka sangat banyak, untuk makan sehari-hari, untuk biaya sekolah anak2nya saja pun penghasilan mereka belum tentu cukup, tetapi karena ketaatan dan kesetiaannya pada Tuhan, Ia selalu bersyukur untuk segala keadaan yang dihadapi keluarganya, ia tidak pernah mengeluh apalagi menyalahkan Tuhan dan berpaling dari Tuhan karena ia yakin bahwa semua yang terjadi dalam keluarganya itu sudah ditetapkan oleh Tuhan dan Tuhan akan memberikan apa yang dia butuhkan tepat pada waktunya, memang hal itu terbukti dalam keluarganya karena ia selalu menjalani dan mengikuti semua perintah Tuhan sesulit apapun kehidupan keluarganya dan sebagai IRT dengan kesetiaannya ia telah berhasil memimpin keluarganya untuk hidup sebagaimana yang dikehendaki, selalu bersyukur dengan apa yang mereka dapatkan dan tidak pernah bertindak mendahului Tuhan untuk menyelesaikan masalah dalam keluarganya.
Penutup :
Sebagai orang kristen kita harus yakin dengan kuasa Kristuslah yang sedang menuntun dan memimpin kita menuju hidup baru. Kristus tetap berkuasa menjaga umatnya lewat perjalanan hidup yang penuh dengan kesusahan dan kesulitan. Karena itu sebagai umat pilihannya kita patut taat tunduk dan mengakui Dia sebgai penyelamat kita. Sama seperti umat israel dan ibu tadi kita harus menjaga kekudusan hidup kita dengan cara Taat dan setia serta beriman kepada Tuhan agar ia mau menuntun kita pada masa depan yang lebih baik. Karena skrg ia berdiri di antara sorga dan bumi, Kristus telah menang dan ia sedang mengwasi perjalanan hidup kita sekarang sampai nanti. Karena itu sudah seharusnya kita menjadi alat bagi Dia agar melalui kita orang lain dapt mengenal Dia, dan kita juga dapat mengetahui betapa pentingnya menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan handal. Amin
KHOTBAH LENGKAP
Umat Israel pada dalam perjanjian lama memiliki pemahaman bahwa imam adalah mereka yang dipilih sebagai wakil Tuhan untuk melakukan fungsi-fungsi keimamatan dimana mereka dipilih dan di utus Tuhan untuk menuntun dan memimpin bangsa Israel menuju hidup suci, benar, dan adil agar mereka layak untuk menerima anugerah besar yang telah Allah siapkan bagi mereka yaitu pembebasan dan kehidupan yang sejahtera di tanah yang telah di janjikan-Nya bagi mereka.

Para imam yang dipilih sebagai pengangkat tabut perjanjian adalah mereka yang memiliki kekudusan/kesucian diri, iman, dan ketaatan kepada Allah. Tabut perjanjian itu adalah sebuah peti yang berisi 10 perintah Allah yang Ia berikan kepada Musa di Gunung sinai dan di atas tabut itu terdapat tutup pendamaian (keluaran 24 : 12 dan keluaran 25 :10 – 22 ; Ibr 9 : 4 - 5 ). Makna dari tabut perjanjian yang di angkat oleh para imam ini adalah Kehadiran Allah ditengah-tengah Umatnya Khususnya di dalam perang, oleh karena itu tabut perjanjian hanya boleh di angkat oleh imam-iman atau orang Lewi saja, Mengapa???? Karena Mereka setia dan Hidup kudus di hadapan Allah. Para imam menuntun bangsa Israel sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan yang dinyatakkan dalam firman-Nya. oleh karena itu mereka dapat menyebrangi sungai Yordan dengan selamat.
ada tiga hal yang harus kita miliki dalam menjalani kehidupan ini.


·      Keyakinan
Sebagai manusia banyak tantangan hidup yang kita hadapi dalam menjalani kehidupan sehingga kita ragu dan bimbang dalam menjalaninya, kita gampang sekali putus asa dan hal ini membuat kita serigkali bertindak mendahului Allah. Berbagai cara kita lakukan agar dapat keluar dari masalah-masalah yang kita hadapi. Dalam rumah tangga, sebagai ibu rumah tangga tentu saja banyak hal yang menjadi tanggung jawab kita dan juga kita memiliki banyak peran, sebagai seorang ibu kita bertanggung jawab untuk melayani anak-anak kita, sebagai istri tugas kita melayani suami, tentu saja kita sebagai perempuan sudah tau tentang hal ini, walaupun di luar rumah kita adalah seorang wanita karir tetapi ketika kita sudah berada dalam RT kita maka peran itu kita mainkan kembali karena itu sesulit apapun masalah yang ada dalam RT apapun itu jangan sekali-kali kita bertindak seturut kehendak kita, tetapi yakinilah dan daokanlah semuanya, serahkan kepada Tuhan apa yang menjadi beban kita karena Ia akan meolong kita.
Ibu-ibu sekalian,
·      Kekudusan
Sebagai kaum perempuan kita seringkali dianggap lemah dan tidak pantas untuk menjadi pemimpin, karena itu perlu kita ketahui bahwa setiap orang siapapun itu, laki atau perempuan, anak-anak atau dewas kita bisa menjadi pemimpin asalkan kita mau hidup dalam kekudusan Allah. seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar untuk menuntun dan memimpin pasukannya(kmbali ke bacaan) karena itu seorang pemimpin harus menjaga kekudusan hidupnya agar ia dapat menjadi contoh dan panutan bagi orang lain. Sebagai ibu rumah tangga kita juga memiliki peran ini. Kita adalah manusia yang berdosa dan tentu saja kita bertanya-tanya bagaimana saya bisa menjadi pemimpin sedangkn saya manusia biasa yang tidak lepas dari dosa dan jauh dari kekudusan? Yang dimaksud kekudusan disini ialah kita harus hidup sesuai dengan kehendak Allah dan setia kepada janji-janjinya. Memang kita adalah manusia yang tidak terlepas dari dosa tetapi kita bisa menjadi kudus ketika kita mau memperbaharui hidup kita, dalam hidup ini kita diberikan 7 hari dalam 1 minggu dari 7 hari itu ada 1 hari yang dikuduskan dihari itulah kita memperbaharui kehidupan kita setelah kita melewati 6 hari sebelumnya dengan berbagai dosa yg kita lakukan.
Ketika kita mampu melakukan ini maka Tuhan akan menjadikan kita pemimpin yang baik dalam RT kita, pemimpin yang mampu dan patut dijadikan contoh oleh keluarga kita.
Ibu-ibu sekalian,
·      Ketaatan
Ketaatan pada Tuhan, dimana manusia harus menjalankan apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan agar keselamatan darinya selalu diberikan kepada kita. Ketika kita menjadi seorang pemimpin baik itu dalam keluarga maupun di lingkungan kerja kita harus memiliki ketaatan pada ketetapan2 Allah dalam artian dimanapun kita berada kita pasti mengalami kesulitan karena itu ketika kita menghadapi suatu masalah maka kita harus mencoba untuk berpikir positif dan meminta pertolongan dari Tuhan agar Ia mau campur tangan dalam masalah yg kita hadapi agar dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Sama seperti bangsa Israel yang di selamatkan dan diberi pembebasan karena taat kepada apa yang telah ditetapkan Allah.

ada seorang ibu muda ia memiliki 2 anak yang masih perempuan mereka berdua sudah bersekolah, yang kk kelas 4SD dan adiknya TK, suaminya bekerja sebagai sopir mobil Jenazah dan ia sendiri membuka usaha kecil2an dirumah, kebutuhan RT mereka sangat banyak, untuk makan sehari-hari, untuk biaya sekolah anak2nya saja pun penghasilan mereka belum tentu cukup, tetapi karena ketaatan dan kesetiaannya pada Tuhan, Ia selalu bersyukur untuk segala keadaan yang dihadapi keluarganya, ia tidak pernah mengeluh apalagi menyalahkan Tuhan dan berpaling dari Tuhan karena ia yakin bahwa semua yang terjadi dalam keluarganya itu sudah ditetapkan oleh Tuhan dan Tuhan akan memberikan apa yang dia butuhkan tepat pada waktunya, memang hal itu terbukti dalam keluarganya karena ia selalu menjalani dan mengikuti semua perintah Tuhan sesulit apapun kehidupan keluarganya dan sebagai IRT dengan kesetiaannya ia telah berhasil memimpin keluarganya untuk hidup sebagaimana yang dikehendaki, selalu bersyukur dengan apa yang mereka dapatkan dan tidak pernah bertindak mendahului Tuhan untuk menyelesaikan masalah dalam keluarganya.

Sebagai orang kristen kita harus yakin dengan kuasa Kristuslah yang sedang menuntun danmemimpin kita menuju hidup baru. Kristus tetap berkuasa menjaga umatnya lewat perjalanan hidup yang penuh dengan kesusahan dan kesulitan. Karena itu sebagai umat pilihannya kita patut taat tunduk dan mengakui Dia sebgai penyelamat kita. Sama seperti umat israel dan ibu tadi kita harus menjaga kekudusan hidup kita dengan cara Taat dan setia serta beriman kepada Tuhan agar ia mau menuntun kita pada masa depan yang lebih baik. Karena skrg ia berdiri di antara sorga dan bumi, Kristus telah menang dan ia sedang mengwasi perjalanan hidup kita sekarang sampai nanti. Karena itu sudah seharusnya kita menjadi alat bagi Dia agar melalui kita orang lain dapt mengenal Dia, dan kita juga dapat mengetahui betapa pentingnya menjadi pemimpin yang bertanggung jwb handal. Amin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar