Jumat, 29 Juli 2011

“TUGAS PAK KATEGORIAL”
NAMA            : LENI Y TANAEM
NIM                : 712007032
Refleksi Teologis Markus 10 : 13 – 16
Dalam kitab markus khususnya beberapa pasal dalam kitab ini dapat kita lihat bahwa budaya Yahudi pada waktu itu sangat dominan dengan budaya Patriarki, sehingga seringkali perempuan dan anak-anak menjadi bagaian masyarakat yang tertindas, karena segala sesuatu yang berhubungan dengan kekuasaan, kejayaan dan sebagainya ada di tangan laki-laki, mungkin karena laki-laki dikenal sebagai sosok yang harus di hormati dan kaum yang kuat sehingga mereka lebih berkuasa pada waktu itu.
Dalam Markus pasal 10 : 13 – 16 ini terlihat jelas diskriminasi terhadap anak, anak-anak tidak diperkenankan untuk datang dan memperoleh berkat dari Yesus, hal ini terlihat jelas pada ayat yang ke 13 “lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu” disini murid-murid Yesus tidak mengijinkan anak-anak untuk datang kepada Yesus mungkin jika dilihat dari struktur social dalam lingkup masyarakat pada waktu itu maka menurut mereka hal ini wajar karena pada saat itu Yesus sedang mengajar murid-murid-Nya (terdapat pada pasal dan 10 di ayat-ayat sebelumnya) mereka sedang berdiskusi dengan Yesus mengenai perceraian, dan pada saat yang sama anak-anak kecil itu di bawa kepada Yesus, mungkin dalam pemikiran mereka perceraian adalah masalah orang dewasa karena itu anak-anak tidak pantas untuk mendengarnya, atau mungkin juga mereka tidak ingin perbincangan mereka terganggu, atau karena mereka merasa akan di repotkan oleh anak-anak kecil itu, atau lebih tepatnya karena memang anak-anak di pandang rendah karena mereka masih kecil dan belum mengetahui segala sesuatu yang menjadi bahan pembicaraan mereka dengan Yesus.
Pada ayat yang berikut terlihat bahwa Yesus sangat tidak menyukai hal tersebut dan Yesus memarahi murid-muridnnya. Ketika Yesus marah disini dapat kita simpulkan bahwa Yesus sendiri tidak setuju dan sangat menentang perlakuan murid-murid-Nya terhadap anak-anak itu. Yesus berkata kepada mereka untuk membiarkan anak-anak kecil itu datang kepadanya, dan ia memakai anak-anak kecil itu sebagai contoh bahwa mereka yang kecil dan yang di anaggap rendah adalah orang yang empunya kerajaan Allah.
Pada ayat berikutnya tertulis “Aku berkata kepadamu : sesungguhnya barang siapa tidak menyambut kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk kedalamnya” kerajaan Allah yang kita ketahui ialah tempat yang sangat mulia, disini terlihat bahwa mereka yang kecil dan lemah justru merekalah yang termulia di hadapan Tuhan.
Pada ayat yang terakhir dituliskan bahwa Yesus memeluk dan memberkati anak-anak itu maka lebih jelas lagi bahwa siapa yang lemah dan yang tertindas dalam kehidupannya justru di berkati, di hargai dan mulia di hadapan Tuhan. Jika dihubungkan dengan narasi tandingan yang di buat Mercer pada point yang kedua ia menyimpulkan  bahwa yang terakhir dan yang paling kecil adalah yang paling berharga, sebaliknya kekuasaan orang kaya dan elite menjadi relative dalam hirarki yang di jungkirbalikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar